Nama : Siti Al Khomah Syahbani Putri
NPM : 2410631050053
Komunitas Kakak Asuh:
Kontribusi Strategis Mahasiswa sebagai Agen Transformatif dalam Mewujudkan Pendidikan yang Inklusif dan Berkelajutan
PENDAHULUAN
“Education
is the most powerful weapon which you can use to change the world.” -Nelson Mandela
Pernyataan Mandela menjadi pengingat
bahwa pendidikan memiliki kekuatan besar untuk mengubah kehidupan seseorang.
Namun, kekuatan itu hanya akan terwujud bila pendidikan benar-benar dapat diakses
secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan hari ini
merupakan cermin bagi masa depan bangsa. Pendidikan adalah hak bagi setiap individu
tanpa memandang kondisi
sosial, ekonomi, maupun geografis. Namun, tidak dengan
realitas pendidikan di Indonesia, kesenjangan pendidikan masih menjadi
tantangan serius dalam mewujudkan pendidikan yang adil dan merata.
Data Badan Statistik (BPS) tahun 2023
menunjukkan bahwa kesenjangan kualitas pendidikan antara wilayah perkotaan dan
pedesaan masih cukup tinggi. Banyak anak-anak di desa yang mengalami keterbatasan akses pendidikan akibat
faktor ekonomi, infrastruktur, dan fasilitas yang tidak memadai.
Kesenjangan ini bukan
hanya masalah akademik, tetapi
juga masalah pemenuhan hak setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Data
tersebut menegaskan bahwa letak geografis dan kondisi ekonomi sangat
mempengaruhi kesempatan anak untuk menempuh pendidikan, sementara itu di banyak
desa akses menuju sekolah masih sulit karena jarak, transportasi, serta
fasilitas belajar yang minim.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Integrative Perspectives of Social and Science Journal (IPSSJ), ditemukan bahwa “Akibat dari pendidikan yang belum merata menyebabkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi rendah, produktivitas juga rendah, maka pendapatanpun rendah. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan tidak hanya diarahkan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta rata-rata nilai saja, tetapi pendidikan harus juga merata sehingga dapat dinikmati oleh semua masyarakat.”
Kondisi
ini menandakan bahwa masih banyak
generasi muda yang kehilangan
kesempatannya untuk membangun masa depan mereka melalui pendidikan. Kesenjangan
pendidikan tidak hanya berdampak pada individu itu sendiri, tetapi juga
memperpanjang rantai kesenjangan sosial ditingkat nasional. Pada jangka panjang,
hal ini akan menghambat pertumbuhan daya saing
dan produktivitas nasional. Pendidikan seharusnya menjadi hak bagi setiap warga negara yang
menjadi prioritas utama bagi masa depan bangsa, namun hal ini justru belum
mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya.
ISI
Berangkat dari realitas tersebut,
mahasiswa sebagai agen transformatif perlu hadir ditengah masyarakat dan
menciptakan ruang belajar yang mampu menjangkau anak-anak di daerah tertinggal.
Wujud nyata dari kesadaran akan pentingnya pendidikan mendorong Saya dan keempat rekan Saya menginisiasi sebuah Komunitas
Kakak Asuh Karawang. Sebagai salah satu Inisiator
Komunitas ini, secara
khusus Saya bertanggung jawab
atas seluruh pengelolaan administrasi, berkoordinasi dengan Kepala Admin Komunitas Pusat Kakak Asuh, dan
berkerja sama dalam pengawasan kepada setiap divisi
perihal administrasi. Saat ini terdapat
25 orang relawan
yang turut bergabung dalam Komunitas Kakak Asuh Karawang,
yang merupakan mahasiswa
dan mahasiswi dari berbagai universitas di Karawang.
Komunitas Kakak Asuh Karawang ini hadir bukan hanya sebagai kegiatan sosial, akan tetapi sebagai bentuk kepedulian bahwa setiap anak memiliki hak yang sama untuk mengakses pendidikan. Melalui program pembelajaran yang kreatif, pendampingan akademik, dan pendidikan karakter, komunitas ini berupaya memutus rantai kesenjangan pendidikan melalui mitra kerja sama dengan salah satu desa yang ada di Karawang, untuk menumbuhkan kembali semangat belajar anak-anak di daerah tersebut. Mahasiswa memiliki peran strategis sebagai agen transformatif yang menjembatani kesenjangan pendidikan dan kenyataan sosial dimasyarakat.
Melalui Komunitas Kakak Asuh Karawang,
mahasiswa dapat turut berpartisipasi langsung sebagai fasilitator belajar,
mentor sekaligus motivator bagi anak-anak di desa. Komunitas Kakak Asuh Karawang memiliki program pengajaran
yang dilaksanakan rutin setiap satu minggu sekali, melalui program pengajaran
ini mahasiswa dapat menjadi jembatan untuk memperluas akses pendidikan bagi
anak- anak yang selama ini tertinggal oleh keterbatasan kondisi sosial,
ekonomi, maupun geografis.
Kegiatan pengajaran ini tidak hanya
untuk menyebarluaskan pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan semangat baru, rasa percaya diri dan kesadaran
bahwa setiap anak berhak atas
kesempatan yang sama untuk tumbuh dan bermimpi. Hal ini sejalan dengan slogan
yang diusung oleh Komunitas Kakak Asuh yaitu “Memberi Membimbing”, artinya
mahasiswa tidak hanya sekedar memberi melainkan membimbing anak-anak untuk mulai
merancang masa depan yang lebih baik melalui pendidikan.
Hadirnya Komunitas Kakak Asuh Karawang menjadi aksi nyata dari upaya membangun pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan. Tidak hanya mahasiswa, program ini juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Para orang tua juga berperan besar dalam mendampingi anak-anak mereka untuk belajar, bahkan ada yang turut hadir setiap kali kegiatan pengajaran berlangsung. Para orang tua bukan hanya memastikan anaknya mengikuti kegiatan, tetapi juga ikut terlibat dengan mengantar, menemani, dan memberikan dukungan. Dukungan ini sangat penting bagi setiap anak, ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan mulai tumbuh ditengah masyarakat desa. Selain itu, aparat desa setempat juga memberikan izin dan dukungan berupa penyediaan tempat belajar hingga membantu proses sosialisasi program Komunitas Kakak Asuh Karawang kepada warga desa setempat.
Adanya dukungan positif dari berbagai
pihak menjadikan Komunitas Kakak Asuh Karawang bukan hanya sekadar program
pengajaran, melainkan gerakan sosial yang menghidupkan kembali semangat dalam
mewujudkan pendidikan yang berkelanjutan. Upaya mewujudkan pendidikan yang
berkelanjutan tidak dapat diserahkan hanya pada pemerintah, oleh karena itu
partisipasi aktif dari masyarakat sangat menunjang keberhasilan program
Komunitas Kakak Asuh Karawang.
Sinergi antara mahasiswa, masyarakat dan
aparat desa menjadi bukti nyata bahwa perubahan tidak hanya bisa dilakukan dari
atas, tetapi bisa tumbuh dari bawah sebagai bentuk kesadaran bahwa pemerataan
pendidikan dapat dimulai dari langkah kecil. Inilah aksi nyata dan kontribusi
mahasiswa sebagai agen transformatif yang bersama-sama membangun masa depan
bangsa pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
PENUTUP
Saya
percaya bahwa setiap
perjalanan yang dimulai
dengan tekad dan niat baik pasti akan meninggalkan jejak
dan kebermanfaatan yang baik pula. Melalui Komunitas Kakak Asuh Karawang, tumbuh harapan dan keyakinan bahwa perubahan besar dalam
dunia pendidikan dapat dimulai dari langkah kecil. Pendidikan bukan hanya
tentang mengajarkan huruf dan angka, tetapi
tentang menumbuhkan harapan
bahwa setiap anak berhak belajar, bermimpi, dan
menjadi versi terbaik dirinya sendiri. Pengalaman ini mengajarkan Saya bahwa
ilmu pengetahuan akan menemukan maknanya yang sejati ketika dibagikan kepada
mereka yang membutuhkan.
Melalui Komunitas Kakak Asuh Karawang, Mahasiswa hadir bukan hanya sebagai pengajar, melainkan juga sebagai pendengar, sahabat, dan penggerak yang menyalakan semangat belajar ditengah keterbatasan. Lebih dari itu, kehadiran Mahasiswa ditengah masyarakat menjadi jembatan bagi terciptanya pemerataan pendidikan. Setiap langkah yang diambil membuka akses belajar bagi anak-anak di desa tertinggal, dan menghadirkan kesempatan yang lebih adil untuk tumbuh bersama dengan penuh harapan.
Pada
akhirnya, upaya mewujudkan pendidikan yang inklusif
dan berkelanjutan tidak hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga setiap individu yang peduli
terhadap masa depan generasi bangsa.
Melalui gerakan Komunitas
Kakak Asuh Karawang, membuktikan bahwa sebagai mahasiswa dapat menjadi
agen perubahan yang nyata dan menghadirkan harapan baru ditengah keterbatasan,
menjembatani kesenjangan pendidikan serta menumbuhkan semangat belajar bagi
anak-anak dipelosok desa, di sanalah masa depan pendidikan Indonesia sedang tumbuh.
DAFTAR PUSTAKA
Benediktus Vito, Hetty Krisnani, & Risna Resnawaty. (2016). KESENJANGAN
PENDIDIKAN DESA DAN KOTA. 2 No.2, 249. Retrieved Oktober
10, 2025,
from https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kesenjangan+pe
ndidikan+desa+dan+kota&oq=
Cita
Putri Calista, Firzan Achriansyah Izazi Putra, Felliz. (2025, Juni 3). KESENJANGAN PENDIDIKAN ANTARA WILAYAH
PEDESAAN DAN.
Integrative Perspectives of Social
and Science Journal (IPSSJ), 2 No,3, 3965- 3966. Retrieved Oktober 10, 2025, from https://ipssj.com/index.php/ojs/article/view/518
Dianawati Lega,
H. (2023, Juli 2). Tanggungjawab Pemerintah dan Kesenjangan Sosial Dalam Pendidikan. Adil
Indonesia Journal, 4 No.2, 55-56. Retrieved Oktober 2025, 2025, from https://www.researchgate.net/profile/Hartanto-Hartanto-
5/publication/372776157_Tanggungjawab_Pemerintah_dan_Kesenjangan_So
sial_Dalam_Pendidikan/links/64c7c8ed46c93c3cffc811e3/Tanggungjawab-
Pemerintah-dan-Kesenjangan-Sosial-Dalam-Pendidikan.pdf
Padumai. (2025,
Januari 2). Kesenjangan Akses Pendidikan di 2025: Mengapa Indonesia Masih Tertinggal? Retrieved from Padumai.net: https://www.padumai.net/kesenjangan-akses-pendidikan-di-2025-mengapa- indonesia-masih-tertinggal/
Ridwan Hermawan, Nisa Putri Wulandari, Vera Siti Magfiroh ,Cecep Hilman. (2025, Mei 3). PERAN
PENDIDIKAN BERBASIS MASYARAKAT DALAM MENGATASI KESENJANGAN PENDIDIKAN DI MASYARAKAT. Journal
Of
Islamic Religious Education (JoIRE), 1 No 3, 108-111.
Retrieved Oktober 10, 2025, from https://journal.ppmi.web.id/index.php/joire/article/view/2761/1767
SITI SARAH JAUHARI. (2023, Desember 1). Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Wilayah. Retrieved from GoodStats:
https://data.goodstats.id/statistic/ketimpangan-pendidikan-desa- dan-kota-masih-tinggi-penduduk-desa-didominasi-tamatan-sd-raoZg
Posting Komentar